(Pura-pura) Tuli demi menjaga kehormatan orang lain
Ada kisah penuh hikmah yang mendasari
kata "Al-Asham" yang dinisbatkan kepadanya. Kata Al-Asham memiliki
makna tuli. Gelar ini dilekatkan kepada seorang ulama bernama Hatim paling
tidak selama umur seorang wanita masih hidup. Lebih kurang 15 tahun dia dengan
rela menjadikan dirinya tuli demi untuk melindungi martabat wanita itu.
Sebetulnya Hatim tidaklah tuli. Dia bisa
mendengar dengan jelas orang-orang yang berbicara dengan volume suara normal.
Hingga pada suatu hari datanglah seorang wanita yang ingin berkonsultasi
kepadanya.
Tak disangka-sangka, pada saat wanita itu
bertanya kepada Hatim dia tak bisa menahan kentutnya yang keluar dengan suara
keras. Seketika itu juga merah padamlah mukanya karena malu bersikap sangat
tidak sopan di depan seorang ulama besar yang terpandang dan memiliki kedudukan
tinggi di masyarakat.
Namun, Hatim tidak bereaksi apa-apa. Dia
tetap bersikap dengan wajar. Raut mukanya pun tak berubah sedikitpun.
Berbeda dengan si wanita. Kini dia hanya
bisa tertegun. Dia betul-betul malu dan salah tingkah. Pertanyaan yang ingin
dilontarkannya tadi tak jadi dilanjutkan. Rasanya ingin cepat-cepat minta maaf
dan segera pamit.
Melihat si wanita hanya diam membisa
begitu lama Sang Ulama menyapa dengan suara yang sangat keras. "Ada apa
datang kemari?"
"Sebetulnya saya ingin
bertanya sesuatu, Kyai". jawab si wanita dengan suara pelan karena
malu.
"Apa?" Tanya sang
ulama dengan suara yang lebih kencang.
"Saya ingin bertanya
sesuatu." Jawab si wanita lebih keras.
"Apa?"
"Saya ingin bertanya
sesuatu!" Jawab si wanita itu dengan suara betul-betul lantang.
"Ooo.. mau bertanya.
Kalau berbicara tolong suaranya dikeraskan. Karena saya tuli." Jawab sang
ulama dengan volume suara tinggi.
Alhamdulillah, seketika wanita itu
langsung merasa sedikit lega. Dia menduga ulama yang ada di depannya itu adalah
seorang yang tuli. Tentu tadi ketika dia buang angin dengan suara keras sang
ulama tidak mendengarnya. Suasana kembali menjadi cair. Ia pun kembali
mengulang pertanyaannya dengan volume suara yang dikeraskan.
Sejak saat itu, Hatim mendadak “menjadi
tuli”. Dia dengan dan ikhlas menerima kata Al-Asham dilekatkan ke namanya.
Sekarang dia bergelar Hatim si Tuli. Ia melakukan hal itu selama wanita tadi
masih hidup demi untuk menjaga perasaan dan kehormatannya. Hatim terus
berpura-pura tuli selama lebih kurang 15 tahun.
Komentar
Posting Komentar