Abu Hurairah, Sang Penyayang Binatang
Sosok mulia itu baru saja dimakamkan.
Seorang murid mendadak bertanya pada sahabat. "Mengapa guru kita ini
diberi nama Abu Hurairah?"
Seorang sahabat menjawab, "Namanya
pada masa jahiliyah adalah 'Abdu Syams. Ketika masuk Islam, Rasulullah SAW
mengganti namanya dengan Abdurrahman. Ia adalah seorang yang sangat penyayang
binatang.
Ia memiiki seekor kucing betina yang ia
beri makan, ia bawa, ia bersihkan, dan ia beri perlindungan. Kucing betina itu
pun tidak pernah berpisah dengan Abu Hurairah, laksana bayangannya."
Abu
Hurairah, gudang hafalan hadis itu amat mencintai binatang. Rasulullah pernah
menasihatinya secara khusus. "Ya Abu Hurairah, sayangilah semua makhluk
Allah, maka Allah akan menyayangimu dan menjagamu dari neraka pada hari
kiamat."
Abu Hurairah pun bertanya, "Ya
Rasulullah, aku pernah menyelamatkan seekor lalat yang jatuh ke air. Jawab
Rasulullah, "Allah mencintaimu. Allah mencintaimu. Allah
mencintaimu."
Selain
menjaga tumbuh-tumbuhan, hewan juga makhluk Allah yang memiliki hak-hak.
Dikisahkan dari riwayat Imam Muslim, Abu Hurairah pernah mendengar cerita Nabi
SAW, sesungguhnya pernah ada seekor semut menggigit salah seorang nabi.
Nabi tersebut lalu menyuruh untuk mendatangi sarang
semut dan dibakarnya. Rupanya, sikap nabi itu tidak sesuai. Allah kemudian
menurunkan wahyu kepadanya, "Apakah hanya gara-gara seekor semut
menggigitmu lantas kamu akan membinasakan suatu umat yang selalu
bertasbih?"
Kisah
serupa dituturkan Abdullah Ibnu Mas'ud, ketika para sahabat berjalan bersama
Rasulullah. Mereka melewati sebuah sarang semut yang telah dibakar. Rasulullah
marah dan bersabda, "Sungguh tidak pantas manusia menyiksa dengan azab
Allah SWT." Karena itu, mayoritas ulama mengharamkan membakar binatang
yang masih hidup, sekalipun itu serangga.
Dari
Abdullah bin Umar, Nabi juga telah mengisahkan, ada seorang perempuan disiksa
di neraka karena menawan seekor kucing sampai mati. Perempuan itu tidak
memberinya makan dan minum dan tidak pula membiarkannya memakan serangga di
muka bumi.
Imam
Nawawi menjelaskan, berbuat baik kepada setiap binatang atau makhluk hidup
merupakan sebentuk sedekah. Sama halnya, sabda Nabi Muhammad yang diriwayatkan
dari Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi, tiadalah seorang Muslim menanam tanaman
atau menabur benih tanaman, kemudian burung atau binatang ternak memakan
tanaman, kecuali merupakan sedekah baginya. "Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa neraka."
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/17/09/13
Komentar
Posting Komentar