Kekhalifaan Utsmaniyyah
Kesultanan
Utsmaniyah (Turki Utsmaniyah: دولت عليه عثمانیه Devlet-i
ʿAliyye-yi ʿOsmâniyye; Turki Modern: Osmanlı
İmparatorluğu), kadang ditulis Kesultanan Turki, Kesultanan Ottoman atau Turki saja,
adalah imperium lintas benua yang
didirikan oleh suku-suku Turki di
bawah pimpinan Osman Bey di barat laut Anatolia pada
tahun 1299. Diperkirakan, mereka ini sebelumnya tinggal di Asia Tengah, di
tempat yang berperbatasan dengan China.
Kemudian karena huru hara Bangsa
Mongol, maka mereka mengungsi ke barat hingga di kawasan Turki sekarang ini.
Saat itu, kawasan Turki diperintah oleh Kaum Muslim Seljuk. Para pengungsi di
bawah pimpinan Utsman ini kemudian mengabdi kepada Kerajaan Seljuk. Dan karena
pengabdian mereka yang baik, maka kemudian mereka diberi daerah kekuasaan di
kawasan Anatolia.
Ketika kemudian Kerajaan Seljuk diruntuhkan oleh Bangsa Mongol, maka
kemudian Utsman menjadi penguasa merdeka atas Anatolia. Peristiwa ini terjadi
pada tahun 1230 dan dianggap sebagai tahun berdirinya Kesultanan Turki Utsmani.
Selanjutnya, Sultan-Sultan Utsmani melakukan perluasan wilayah sedikit
demi sedikit. Akibatnya, terjadilah perluasan wilayah Kesultanan secara
bertahap.
Pada tahun 1453, Sultan Muhammad II
berhasil menaklukkan simbol kekuasaan Eropa di bagian timur, yaitu
Konstantinopel. Penaklukan ini sekaligus mengakhiri perjalanan ribuan tahun
Kerajaan Romawi. Kotan konstantinopel kemudian dirubah namanya menjadi Istambul
dan dijadikan Iobu Kota Kesultanan Turki Utsm,ani untuk masa-masa selanjutnya.
Sepanjang abad ke-16 dan 17, tepatnya pada puncak kekuasaannya di bawah
pemerintahan Suleiman agung, Kesultanan Utsmaniyah adalah salah satu negara
terkuat di dunia, imperium multinasional dan multibahasa yang mengendalikan
sebagian besar Eropa Tenggara, Asia Barat/Kaukasus, Afrika Utara, dan Tanduk Afrika.
Pada awal abad ke-17, kesultanan ini terdiri dari 32 provinsi dan
sejumlah negara vasal,
beberapa di antaranya disatukan ke dalam teritori kesultanan, sedangkan sisanya
diberikan beragam tingkat otonomi dalam kurun beberapa abad.
Dengan Konstantinopel sebagai ibu kotanya dan kekuasaannya atas
wilayah yang luas di sekitar cekungan Mediterania,
Kesultanan Utsmaniyah menjadi pusat interaksi antara dunia Timur dan
Barat selama lebih dari enam abad. Kesultanan ini bubar pasca Perang Dunia I.
Pembubarannya berujung pada kemunculan rezim politik baru di Turki, serta
pembentukan Balkan dan
Timur Tengah yang baru.
Siip pon
BalasHapus