Perbuatan Manusia
Oleh : Abul Fatih
Salah satu tema dalam kajian Islam adalah
apakah perbuatan manusia itu secara mandiri hasil kekuatan manusia, atau
perbuatan manusia itu dari Allah SWT. Tema ini telah menjadi perdebatan
beberapa tokoh dalam sejarah Islam.
Kaum rasionalis Islam klasik yang
kemudian dikenal dengan golongan Muktazilah berpendapat bahwa Allah SWT sama
sekali tidak bisa mencampuri perbuatan manusia. Menurut kaum Muktazilah,
perbuatan manusia murni akibat dari kekuatan mandiri manusia.
Secara silsilah, pendapat ini dimunculkan
oleh tokoh pendiri Muktazilah, yaitu Washil bin Atha’. Sebelumnya, pendapat ini
dimunculkan juga oleh Ma’bad Al Juhani. Orang ini mengambil pendapat ini dari
seorang Nasrani yang bernama Susan Al Iraqi.
Selanjutnya, pendapat kemandirian
perbuatan manusia ini diikuti oleh beberapa aliran yang menyimpang dalam Islam,
seperti Syiah Zaidiyah, Syiah Imamiyah dan Khawarij.
Adapun golongan Ahlus Sunnah wal Jamaah,
mereka meyakini bahwa perbuatan manusia adalah akibat dari kehendak Allah SWT.
Pendapat ini di dasarkan pada ayat Al Qur’an,
“ Dan
Allah menciptakana kalian dan apa yang kalian kerjakan”
(Q.S. Ash Shofaat : 96).
Jadi menurut keyakinan ini, semua
perbuatan dan kejadian, baik di langit atau di bumi atau di manapun, semua
tidak ada yang diluar kehendak Allah SWT. Semuanya tergantung kepada kehendak
Allah SWT.
Jika keyakinan kaum Muktazilah tentang
kemandirian perbuatan makhluk bersumber dari Susan Al Iraqi, seorang Nasrani
Iraq, maka keyakinan ini merupakan keyakinan yang dapat ditelusuri mata
rantainya dari para sahabat Nabi SAW hingga Rasulullah SAW.
Yang kemudian menjadi bahan tuduhan dari
kaum Rasionalis adalah bahwa keyakinan ini akan menyebabkan umat Islam mudah
menyerah terhadap nasib. Tuduhan ini sebenarnya tidak beralasan. Sebab justru
dengan adanya keyakinan bahwa semua perbuatan manusia dan semua kejadian di
alam ini merupakan “perbuatan” Allah SWT, maka manusia akan semakin optimis
untuk selalu berdoa dan berharap kepada pertolongan Allah SWT.
Bahkan dalam sejarah, justru para
penguasa Islam yang mencapai kesuksesan dan kejayaan adalah penganut keyakinan
ini. Di antara mereka adalah Abdurrahman Al Ghafiqi (penakluk Andalus),
Shalahuddin Al Ayubi(Pembebas Yerusalem dari kaum Salib), Muhammad Al Fatih (
Penakluk Romawi Timur ), Aurangzeb (Raja terbesar di India) dan lain-lain.
Semua ini menjadi bukti kuat bahwa keyakinan Ahlus Sunnah wal Jamaah dalam masalah
perbuat makhluk bukan menjadi penghalang mereka untuk meraih kejayaan.
Komentar
Posting Komentar