Abu Bakar Ash Shiddiq, pemilik keyakinan sejati(1)
Abu Bakar ash-Shiddiq adalah sahabat Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam yang paling mulia, bahkan dikatakan ia adalah
manusia termulia setelah para nabi dan rasul. Keutamannya adalah sesuatu yang
melegenda, hal itu diketahui oleh kalangan awam sekalipun. Membaca kisah
perjalanan hidupnya seakan-akan kita merasa hidup di dunia hayal, apa benar ada
orang seperti ini pernah menginjakkan kaki di bumi? Apalagi di zaman kita saat
ini, memang manusia teladan sudah sulit terlestari.
Nama Abu Bakar adalah Abdullah bin Utsman
at-Taimi. Ibunya adalah
Ummu al-Khair, Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Ta-im.
Dengan demikian ayah dan ibu Abu Bakar berasal dari bani Ta-im.
Ummul mukminin, Aisyah radhiallahu ‘anhu menuturkan sifat fisik ayahnya,
“Ia seorang yang berkulit putih, kurus, tipis kedua pelipisnya, kecil
pinggangnya, wajahnya selalu berkeringat, hitam matanya, dahinya lebar, tidak
bisa bersaja’, dan selalu mewarnai jenggotnya dengan memakai inai atau katam
(Thabaqat Ibnu Sa’ad, 1: 188).
Adapun akhlak Abu Bakar, ia adalah seorang yang terkenal dengan
kebaikan, keberanian, sangat kuat pendiriannya, mampu berpikir tenang dalam
keadaan genting sekalipun, penyabar yang memiliki tekad yang kuat, dalam
pemahamannya, paling mengerti garis keturunan Arab, orang yang bertawakal
dengan janji-janji Allah, wara’ dan jauh dari kerancuan pemikiran, zuhud, dan
lemah lembut. Ia juga tidak pernah melakukan akhlak-akhlak tercela pada masa
jahiliyah, semoga Allah meridhainya. Sebagaimana yang telah masyhur, ia adalah
termasuk orang yang pertama memeluk Islam.
Abu Bakar RA adalah sahabat Nabi yang
mulia, bahkan yang paling mulia. Karena itulah, saat Rasulullah SAW hijrah ke
Madinah, beliau meminta kepada Abu Bakar RA untuk menemani.
Abu Bakar RA juga merupakan salah satu
sahabat yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW.
Amr bin Ash RA berkata, “Rasulullah
pernah mengutusku dalam Perang Dzatu as-Salasil, saat itu aku menemui
Rasulullah dan bertanya kepadanya, “Siapakah orang yang paling Anda cintai?”
Rasulullah menjawab, “Aisyah.” Kemudian kutanyakan lagi, “Dari kalangan
laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Bapaknya (Abu Bakar).”
Di antara sahabat Rasulullah SAW, Abu
Bakar RA adalah yang paling berpengetahuan. Abu Said al-Khudri RA mengatakan, “Suatu ketika, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di hadapan para sahabatnya dengan
mengatakan, ‘Sesungguhnya Allah telah menyuruh seorang hamba untuk memilih
dunia atau memilih ganjaran pahala dan apa yang ada di sisi-Nya, dan hamba
tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah’.
Kata Abu Sa’id, “(Mendengar hal itu) Abu
Bakar menangis, kami heran mengapa ia menangis padahal Rasulullah hanya
menceritakan seorang hamba yang memilih kebaikan. Akhirnya kami ketahui bahwa
hamba tersebut tidak lain adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
sendiri. Abu Bakar-lah yang paling mengerti serta berilmu di antara kami. Kemudian
Rasulullah melanjutkan khutbahnya,“Sesungguhnya orang yang paling besar jasanya
dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar. Andai
saja aku diperbolehkan memilih kekasih selain Rabbku, pasti aku akan menjadikan
Abu Bakar sebagai kekasih, namun cukuplah persaudaraan se-Islam dan kecintaan
karenanya.”
Di antara keutamaan
Abu Bakar RA adalah bahwa beliau adalah salah satu sahabat yang dipastikan
masuk surga oleh Rasulullah SAW. Abu Musa al-Asy’ari RA mengisahkan, suatu hari
dia berwudhu di rumahnya lalu keluar menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Abu Musa berangkat ke masjid dan bertanya di mana Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, dijawab bahwa Nabi keluar untuk suatu keperluan. Kata Abu
Musa, “Aku pun segera pergi berusaha menysulunya sambil bertanya-tanya, hingga
akhirnya beliau masuk ke sebuah kebun yang teradapat sumur yang dinamai sumur
Aris. Aku duduk di depan pintu kebun, hingga beliau menunaikan keperluannya.
Setelah itu aku masuk ke kebun dan beliau
sedang duduk-duduk di atas sumur tersebut sambil menyingkap kedua betisnya dan
menjulur-julurkan kedua kakinya ke dalam sumur. Aku mengucapkan salam kepada
beliau, lalu kembali berjaga di depan pintu sambil bergumam “Hari ini aku harus
menjadi penjaga pintu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Tak lama
kemudian datanglah seseorang ingin masuk ke kebun, kutanyakan, “Siapa itu?” Dia
menjawab, “Abu Bakar.” Lalu kujawab, “Tunggu sebentar.” Aku datang menemui
Rasulullah dan bertanya padanya, “Wahai Rasulullah, ada Abu Bakar datang dan
meminta izin masuk.” Rasulullah menjawab, “Persilahkan dia masuk dan
beritahukan padanya bahwa dia adalah penghuni surga.”
Abu Bakar RA adalah salah satu sahabat yang dicintai oleh
keluarga/keturunan Rasulullah SAW atau yang dikenal dengan istilah Ahlul Bait.
Dalam sebuah khutbahnya, menantu Rasulullah SAW, Sayyidina Ali bin Abu Thalib
berkata, “ Orang yang paling utama sesudah Nabi adalah Abu Bakar dan Umar”(
Talkhishsusy Syafi lith Thusi Juz 2 hal. 372).
Di antara Imam Ahlul Bait adalah Imam Ja’far Ash Shadiq RA. Saat ditanya
tentang Abu Bakar Ash Shiddiq dan Umar RA, beliau berkata,”Engkau berkata
tentang orang yang telah menikmati buah surga”( H.R. Ad Daruquthni). Bersambung.
Komentar
Posting Komentar